CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Minggu, Juni 01, 2008

cathy berpuisi

TAHTA SEHARI

Lapis demi lapis menutupi kenyataan
Pulas demi pulas menutupi keburaman
Kuas demi kuas menutupi kesayuan
Warna-warna dalam dalam satu kesan

Tonjolan-tonjolan terang
Tumpukan-tumpukan tenang
Sentuhan indah tuk jadi kenang

Kemilau jubah pada tubuh yang matang
Dengan jiwa penuh cinta
Juntaian permata pada mahkota yang tegang
Dengan raga penuh cita

Anggun bak bidadari khayalan
Perkasa bak dewa impian
Duduk dekat dalam manik-manik cerah
Dengan paras senyum nan meriah

Beribu mata harapan penuh doa
Sambut salaman pembawa berkah


22 april 2005
Jumat, 15.30 wib


Penuh luka

Sudut keperihan garis kesedihan
Titik kejenuhan lengkungan kederitaan
Kembangan sudut bibir kapas penghenti luka

Tawa-tawa gerah akan racun hati
Tangis hati yang tak dapat diperas lagi
Sakit dalam bara yang terjera


1 juni 2005
Rabu

kehidupan

Hidup penuh seni sejati
Hidup juang pengorbanan
Hidup penuh ragam kehidupan

Bentangan impian di ujung mata
Tak semudah gapai pandangan
Bentangan harapan di ujung hati
Tak semudah hasrat jiwa
Warna membaur menyelimuti insan
Membakar , teduh tenang
Menyejukkan, panas bara

Kebahagiaan perlu pengorbanan
Pengorbanan perlu keseabaran
Airmata buah ketegaran mental
Cita tanpa cinta takkan hasil
Cinta tanpa doa takkan indah
Doa tanpa pasrah takkan berkah
Semua mengalir kehendak Nya


20 april 2002
rabu


SAHABAT

Menangis bersama dalam kesedihan
Tertawa bersama dalam kegembiraan
Marah bersama dalam kesalahan
Diam bersama dalam kebosanan

Pengorbanan tak minta balasan
Perhatiaan tak kenal waktu
Pengertian yang tanpa paksaan

Mata tak lesu mengomentari
Mulut tak letih menasehati
Telinga tak lelah menelusuri
Hati tak lemah menjajaki

Meskipun , penuh sesak paksaan hidup
Tertuju mata hati pikiran
Meskipun, penuh tangisan derita jiwa
Hadir nada lagu doa

Slalu, cinta kasih samudra lautan
Rindu sayang lintas panutan
Dan, peduli berikan yang terbaik


26 november 2002
selasa



ADIL PADA BAHAGIA

Kenapa kau katakan tak punya kebahagiaan
Bukankah hidup itu suatu kebahagiaan

Kanan kiri depan belakang
Dan cobalah juga berputar
Semua begitu tenang
Jika kau lihat dari mata hatimu
Bukan dari mata jiwamu yang sedang berontak angkuh

Rakus
Itu kata-kata yang cocok bagimu

Turunkan sedikit kepalamu
Agar kau tahu
Kau punya sejuta kebahagiaan
Bahkan banyak kebahagiaan yang lupa kau perhitungkan

Adillah pada kebahagiaan yang tlah lewat
Kenapa kau begitu mudah mengabaikan
Dan memaksakan diri tuk meraih
Kebahagiaan yang lainnya


26 april 2005
selasa


SATU

Darah kau membaur
Bersama dendam layak bara
Dalam kegalauan

Langit cerminkan keindahan
Keagungan adalah istananya
Menyatu damaikan kegundahan jiwa
Yang menyesakkan kemurkaan!

Cinta bersemi
Membakar seluruhnya


Oktober 2002


Warna

Warna cita, luka dan cerita
Warna dahaga, resah dan jemu
Warna kita, kamu dan aku

Dunia penuh dengan warna
Gelap menyiksa derita mereka
Terang menusuk tawa mereka

Warna…..
Lembut cerah
Muda tua
Terang gelap

Warna punya cinta
Warna punya kisah
Warna penuh makna terarah

Warna punya sejuta penjelasan
Warna punya segumpal penderitaan
Warna punya setetes legenda





Desah

Berganti hari berganti waktu
Berganti semua yang berjalan
Usia yang berjalan dengan berjalannya waktu

Usia yang akan tetap berjalan
Walau hidup tak berkembang
Usia yang selalu berjalan
Walau jalan tak pernah ditempuh

Hening, sepi tanpa kemesraan
Hampa, hambar tanpa perdebatan

Ceria yang tertutupi senyuman
Senyuman yang tertutupi tawa

Kebosanan yang dating membelenggu seakan rindu
Kerinduan yang dating membelenggu memeras air mata

Keresahan yang dating dipaksa menutup oleh keangkuhan
Kegelisahan yang dating dipaksa menutup oleh keegoan

Ketenangan yang dating karna paksaan hidup
Kedamaian yang dating karna tahanan cerca
Ketentraman yang dating karna olahan raga

Detakku selalu menyapa
Yang akan selalu kunanti
Setakmu harus menyapa
Yang akan selalu ku harap

31 Dec ‘ 02



Lagi-lagi

Lagi-lagi ku lihat lagi
Jam di handphoneku
Lagi-lagi ku tunggu lagi
Ia memanggilku

Dini semakin larut
Hati semakin picut
Hari semakin lalu
Diri semakin pilu

Lagi-lagi ku tangisi lagi
Handphoneku tetap diam
Lagi-lagi ku maki lagi
Ia tetap membisu

Dada semakin sesak
Nafas semakin terisak
Jiwa semakin koyak
Batin semakin teriak

2 September 2003




Impian

Alhamdulillah
Bahagia mendengar panggilan jiwa
Bahagia melihat sudut mimpi
Bahagia mendengar lagu dunia
Bahagia melihat lukisan bumi

Hari bahagia hari gembira
Meski rutin tetap berlanjut
Senyum ceria senyum suka
Walau tantangan akan merenggut

Bertambah usia bertambah dewasa
Berkurang detik berkurang waktu
Bertambah plus bertambah mutu
Berkurang minus berkurang cela

Semoga….
Tinggi pohon lindungi rumput
Kuning padi tetap tunduk

Dan….
Tegak kepala tangan membimbing
Pegang pandangan budi pekerti
Amin .

22 Agustus 2001





Semangatku

Detak detik detak detik detak detik
Berbunyi di kalbu tak henti
Mengalir deras menghayut jiwa
Aliran darah pembangun raga

Bersarang di otak
Menari di pelupuk mata
Bergetar bibir gerak serupa
Bagai obat membaur tubuh
Mengatur organ tanpa terpedaya

Langkah kaki senantiasa mancari
Gerak tangan meraba keberadaan
Gemetar jemari inginkan penawar
Tak lepas kuat bagaikan lekat

Tangis tawa ke satu arah
Terlukis tiap titik sudut
Tergambar jelas suatu bayangan
Terpatri segala mimpi indah


2000



Sesosok jiwa

Sosok tubuh slalu menghantuiku
Sepasang mata slalu mengikutiku
Tatapan yang sulit ku telusuri
Sentuhan yang sulit ku pahami

Perhatian yang membuat takut kehilangan
Ingin slalu di dekatnya
Pengertian yang membuat ketenangan
Ingin curahkan segalanya

Canda tawanya mengikis luka
Resah gelisahnya mengiris suka

Seraut ajah yang ingin kuberikan sentuhan
Hitam rambut yang ingin kuberikan belaian
Jari jemari yang ingin kuberikan kehangatan
Sosok tubuh yang ingin kuberikan kenyamanan.

2000




Lara Dara

Hidup panjang penuh liku
Kasih semu penuh luka
Hari rutin penuh jemu
Darah cinta penuh bara

Indah jiwa berselubung dosa
Paras senyum menutupi luka
Langkah raga berlumur lara
Tangan lentik merata noda

Membuang asa sisa harapan
Membagi jiwa sisa kehidupan

Takkan ketemu yang dicari
Takkan dicari yang ketemu

Tinggal kenangan dihias dendam
Tinggal dendam dihiasi kenangan

2001



Putri

Putri …
Semakin hari tumbuh semakin jadi
Pesonamu semakin menebar wangi
Senyummu semakin memikat hati

Putri …
Jaga imanmu dari rayuan lelaki
Jaga hatimu dari senyuman lelaki
Jaga dirimu dari belaian lelaki

Putri …
Jangan lemah karna cinta
Jangan lari karna gagal
Jangan berhenti karna lara

Putri …
Cinta suci hadir dari senyum sejati
Jangan biarkan duka menguasai jalan hidupmu
Hadapi kenyataan dengan tegar

Ingat putri …
Kehidupanmu kini benih kehidupanmu kelak
Kebahagianmu akan membahagiakan orang lain
Kesalahanmu akan menyiksa orang lain

2001



Bedebah

Teman …
Hancurkan !
Apa yang harus kita hancurkan

Sobat …
Bakar !
Apa yang harus kita bakar

Kawan …
Habisi !
Apa yang harus kita habisi

Hai umat manusia …
Tanyakan hatimu !
Apakah detik ini kau masih tetap manusia


2002




Lamunanku

Lamunanku
Terbang bersama hembusan angin
Menyapamu ditempat yang tenang
Buyarkan semua cerita nyata

Lamunanku
Tak semestinya slalu menyapamu
Mesti hentikan semua ini
Harusnya relakanmu disana
Damai disisi-Nya

Lamunanku
Harusnya tak mengganggu batinku
Menghentikan semua kegiatanku
Seakan mati tak berbadan

Lamunanku
Disini bersamamu kembalikan mimpi
Merajut rencana kita
Membangun istana hati cinta


17 September 2001




Tegar

Hancur semua hancur bersamamu
Lebur semua lebur bersamamu
Puing tinggal puing karenamu

Hancur jangan hancur semangatku
Lebur jangan lebur hatiku
Puing tetap puing kesalku

Tak butuh belas kasihan
Tak perlu tangis derita
Tak akan dendam merana

Kubutuh kobaran semangat
Ku perlu siraman hati
ku mau penyejuk jiwa


18 September 2001

0 komentar: